Spekulasi Pemecatan Jendral Korut
Kepala Staf Militer Korut Ri Yong Ho dan Kim Jong Un |
PYONGYANG - Pemberhentian Kepala Staf Militer
Korea Utara (Korut) Ri Yong Ho dari jabatannya dengan alasan sakit
dinilai sangat mengejutkan. Peristiwa ini sekaligus menimbulkan
spekulasi bahwa pemimpin muda Korut Kim Jong Un berniat untuk mewarisi
kekuasaan tertinggi sang ayah Kim Jong Il dengan sengaja menyingkirkan
Ri.
Rumor ini muncul mengingat Ri adalah sosok yang sangat dipercaya untuk mendampingi Jong Un dalam berbagai acara kenegaraan. Tidak hanya itu sebagai pemegang tertinggi jabatan dalam pasukan Angkatan Darat Korut, Ri dinilai memiliki kredibilitas serta pengalaman yang mumpuni.
Beradasarkan hal-hal tersebut, maka sejumlah kalangan meragukan alasan sakit yang dipakai untuk memberhentikan Ri. Lagipula dalam kemunculan terakhirnya di hadapan publik, Ri kabarnya tidak tampak tengah sakit . Pada kemunculan terakhirnya juga tidak terlihat adanya tanda-tanda perselisihan yang dapat mengancam posisi Ri.
Keputusan untuk memberhentikan Ri dari posisinya sebagai seorang petinggi militer ini kabarnya diumumkan setelah dilakukannya pertemuan Partai Pekerja. Namun dalam pengumuman tersebut tidak dijelaskan lebih rinci siapa yang akan mengisi posisi Ri atau kelanjutan hidup pria berusia 69 tahun itu di masa mendatang.
Sementara itu, menurut salah seorang pengamat di Korea Selatan John Delury, pemberhentian Ri adalah sebuah pertanda bahwa namanya tidak lagi akan pernah didengar didunia.
"Entah karena penyakit yang diderita atau dosa politik yang menyebabkan Ri Yong Ho diberhentikan, namun ini adalah sinyal dari Korut bahwa mereka tidak berharap namanya didengar kembali," ujar John Delury yang juga merupakan Asisten Profesor di Yonsei University seperti dilansir Associated Press Senin, (16/7/2012).
"Masih terlalu dini untuk menentukan apakah insiden ini adalah sebuah manifestasi dari ketegangan sipil dan militer atau justru merupakan upaya Jong Un untuk mengkonsolidasikan kontrol atas pasukan Korut," tambah Delury.
Ri sendiri diketahui telah berada di sisi Jong Un sejak pemimpin muda Korut itu muncul di hadapan publik sebagai pengganti sang ayah. Tidak hanya itu semasa Jong Il masih hidup, Ri pun sering terlihat menemani ayah dan anak itu dalam acara-acara kenegaraan. Ia bahkan merupakan salah satu orang yang setia menemani Jong Un selama prosesi pemakaman Jong Il berlangsung.
Seorang analis Korea Utara di International Crisis Group Daniel Pinkston mengatakan, dirinya ragu dengan alasan sakit dalam pemberhentian Ri. Menurutnya, Ri sempat menang promosi utama pada konvensi partai di 2010 namun, kemudian hasil konvensi itu dibatalkan.
"Ada kemungkinan besar bahwa ini bukan masalah kesehatan namun ia memang sengaja dibersihkan. Ini merupakan sinyal kuat bagi siapapun yang berusaha ingin menantang Kim Jong Un bahkan secara tidak sengaja sekalipun," ujar Pinkston.
Rumor ini muncul mengingat Ri adalah sosok yang sangat dipercaya untuk mendampingi Jong Un dalam berbagai acara kenegaraan. Tidak hanya itu sebagai pemegang tertinggi jabatan dalam pasukan Angkatan Darat Korut, Ri dinilai memiliki kredibilitas serta pengalaman yang mumpuni.
Beradasarkan hal-hal tersebut, maka sejumlah kalangan meragukan alasan sakit yang dipakai untuk memberhentikan Ri. Lagipula dalam kemunculan terakhirnya di hadapan publik, Ri kabarnya tidak tampak tengah sakit . Pada kemunculan terakhirnya juga tidak terlihat adanya tanda-tanda perselisihan yang dapat mengancam posisi Ri.
Keputusan untuk memberhentikan Ri dari posisinya sebagai seorang petinggi militer ini kabarnya diumumkan setelah dilakukannya pertemuan Partai Pekerja. Namun dalam pengumuman tersebut tidak dijelaskan lebih rinci siapa yang akan mengisi posisi Ri atau kelanjutan hidup pria berusia 69 tahun itu di masa mendatang.
Sementara itu, menurut salah seorang pengamat di Korea Selatan John Delury, pemberhentian Ri adalah sebuah pertanda bahwa namanya tidak lagi akan pernah didengar didunia.
"Entah karena penyakit yang diderita atau dosa politik yang menyebabkan Ri Yong Ho diberhentikan, namun ini adalah sinyal dari Korut bahwa mereka tidak berharap namanya didengar kembali," ujar John Delury yang juga merupakan Asisten Profesor di Yonsei University seperti dilansir Associated Press Senin, (16/7/2012).
"Masih terlalu dini untuk menentukan apakah insiden ini adalah sebuah manifestasi dari ketegangan sipil dan militer atau justru merupakan upaya Jong Un untuk mengkonsolidasikan kontrol atas pasukan Korut," tambah Delury.
Ri sendiri diketahui telah berada di sisi Jong Un sejak pemimpin muda Korut itu muncul di hadapan publik sebagai pengganti sang ayah. Tidak hanya itu semasa Jong Il masih hidup, Ri pun sering terlihat menemani ayah dan anak itu dalam acara-acara kenegaraan. Ia bahkan merupakan salah satu orang yang setia menemani Jong Un selama prosesi pemakaman Jong Il berlangsung.
Seorang analis Korea Utara di International Crisis Group Daniel Pinkston mengatakan, dirinya ragu dengan alasan sakit dalam pemberhentian Ri. Menurutnya, Ri sempat menang promosi utama pada konvensi partai di 2010 namun, kemudian hasil konvensi itu dibatalkan.
"Ada kemungkinan besar bahwa ini bukan masalah kesehatan namun ia memang sengaja dibersihkan. Ini merupakan sinyal kuat bagi siapapun yang berusaha ingin menantang Kim Jong Un bahkan secara tidak sengaja sekalipun," ujar Pinkston.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar